Penjaminan
mutu pendidikan adalah serentetan proses dalam sistem yang saling
berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data tentang program atau kegiatan pendidikan dalam mencapai mutu pendidikan. Proses penjaminan mutu diawali dari mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan,
penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan
mutu berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan untuk pendidikan dasar dan
menengah dikaji berdasarkan delapan standar nasional pendidikan dari Badan Standar nasional Pendidikan (BSNP). Penjaminan mutu secara langsung tentu saja memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu
pendidikan.
Penjaminan
dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah di
Indonesia berkaitan dengan tiga aspek
utama yaitu: (1) pengkajian mutu pendidikan, (2) analisis dan pelaporan mutu
pendidikan, dan (3) peningkatan mutu dan penumbuhan budaya
peningkatan mutu yang berkelanjutan. Khususnya pada aspek
pertama, secara sederhana diartikan bahwa dalam aspek pengkajian mutu
pendidikan di dalamnya perlu ada pemetaan dan penetapan
langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian mutu. Kegiatan pemetaan salah
satunya melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan instrumen lain yang dapat
menambah informasi tentang profil sekolah. Adapun kegiatan penetapan langkah
pencapaian mutu adalah rencana sistematis, rasional, dan terukur serta
dirumuskan oleh satuan pendidikan untuk memenuhi pencapaian mutu pendidikan.
Untuk mencapai mutu, ternyata tidak setiap satuan
pendidikan mampu melakukannya. Banyak faktor yang menjadi kendala dan
penghambat sehingga mereka tidak mampu melakukannya. Berdasarkan hasil
penelitian secara mendalam, salah satu sebabnya adalah karena budaya penjaminan
mutu di satuan pendidikan relatif sangat lemah. Secara operasional, jika ingin membina
budaya penjaminan mutu di setiap satuan pendidikan maka dipandang perlu memberi
petunjuk atau panduan pencapaian mutu yang lebih rinci yaitu berdasarkan pada
pencapaian setiap komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Hasil
riset menunjukkan bahwa sekolah dan madrasah merupakan pihak yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap
proses dan hasil penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan, sedangkan masyarakat,
penyelenggara pendidikan, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi dalam
pelaksanaan penjaminan mutu tersebut. Oleh karena itu, sekolah dan madrasah
perlu diberdayakan dan didukung dalam usahanya menciptakan budaya mutu. Pihak
masyarakat perlu didorong agar secara aktif mendukung program sekolah dan
madrasah. Adapun pihak pemerintah daerah perlu ditingkatkan upaya koordinasinya
agar mereka menyusun program dan penganggaran penjaminan mutu sebagai prioritas
utamanya.
Pada
dasarnya, mutu sebuh pendidikan dapat dilihat dari lulusanya, jika lulusan
lembaga pendidikan ber kualitas mulai
dari aspek kogniti, apektif, psikomotorik, hingga pada kualitas akhlak remaja.
Remaja
Merupakan se sosok manusia yang sulit untuk di arahkan dan dijinakkan. karena,
karakter remaja putra maupun putri
adalah sosok manusia yang memiliki karakteristik yang khgas, dimana pada
pase remaja ini seseorangf mendadak menjadi manusia yang serba ingin tahu,
ingin mencoba, dan merasakan.
Sungguh
ironic, ketika kita buka mata, hati, dan telinga kita lihat lingkungan
disekitar kita terkadang lingkungan kita terkesan lebih seram dari pada rumah
hantu atau hutan belantara. bagaimana tidak seram. kalo pemandangan remaja laki
laki dan perempuan berjalan berdua bergandengan tangan, memegang pundak, saling
pelukan, bahkan ciuman di tempat umum sudah menjadi hal yang lumrah.
jika
kita berkaca pada masa lalu jangan kan ciuman, ketahuan jalan bareng dengan
pacar sajah itu sudah sangat memalukan namun saat ini heranya justru jika ada
remaja yang berperinsif untuk tidak pacaran malah di anggap jomblo abadi
ataupun di anggap bujangan lapuk.lebih horornya lagi banyak orang tua jaman
sekarang yang justru mendorong anak anaknya untuk berpacaran, yah inilah dunia
akhir zaman.
Pendidikan
merupakan tanggung jawab seluruh pihak mulai dari pemerintah, masyarakat,
sekolah, para alim uylama dan orang tua
sebagai penannggungjawab utama penentu kualitas proses pendidikan
terhadap remaja. ada beberapa hal yang harus di waspadai di dalam perkembangan
sosial yaitu sebagai berikut:
1. pergeseran
gaya hidup remaja dari gaya hidup ketimuran menjadi remaga yang bergaya hidup
hedonis
2. pergeseran
pola pikir
3. sekularisasi
pendidikan secara massif dan terstruktur
Hal
hal tersebut di atas hanya sebagaian kecil yang perlahan lahan akan mengubah
wajah remaja muslim menjadi remaja sekuler, hedonis, dan radikal. oleh karena
itu, perlu kesadaran semua pihak untuk menyelamatkan generasi remaja karena
kualitas remaja saat ini akan menentukan wajah bangsa kita dimasa yang akan
datang. Untuk menyelamatkan remaja kita, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
yang di antaranya,
1. Upaya
pengkondusipan lingkungan remaja oleh seluruh lapisan masyarakat
2. Penanaman
ketauhidan dan penauladanan oleh orang tua
3. Internalisasi
nilai nlai pendidikan di sekolah/madrasah
4. upaya
penanaman pemahaman dampak positif dan negative penggunaan teknologi informasi
terhadap remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar