Rabu, 29 November 2017

KONSEP DASAR ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN

A. Konsep dasar organisasi
            Secara sosiologis, konsep lembaga atau institusi adalah seperangkat hubungan normative yang berisi keyakinan dan nilai yang terpusat pada kebutuhan sosial yang menjadi pendorong timbulnya tindakan yang menjadi tradisi sosial. oleh karena itu, menurut hantington, lembaga merupakan pola perilaku tradisional yang kukuh dan dihargai oleh masyarakat. [1]
adapun kelembagaan adalah sistem setruktural yang terdiri atas sejumblah orang dan lembaga untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerapkan aturan dan norma. kadang-kadang, konsep atau istilah lembaga disamakan dengan konsep organisasi. eksistensinya berpijak dari pemahaman bahwa manusia tida dapat mempertahankan hidupnya apa bila sikap yang dipegangnya selalu individual karena manusia tidak dapat hidup tangpa orang lain  di sekitarnya. oleh karena itu,
disebut sebagai makhluk interaktif yang merupakan makhluk yang selalu memiliki hubungan dengan orang lain, atau disebut sebagai makhluk sosial. Itulah yang mendorong orang untuk membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-cita organisasi yang muncul saat ada dua atau lebih manusia. Sebenarnya, sebelum manusia diciptakan, benih-benih organisasi juga sudah tersirat sejak awal proses penciptaannya di alam rahim. Dengan pemahaman itu, konsep institusi dan organisasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini karena pada dasarnya keduanya terkait dengan sistem di mana sub-subsistem bersatu atau terpisahkan dengan semua jenis dan bentuk tugas anggota yang saling terkait, yaitu perilaku organisasi atau perilaku institusi dengan mengikuti norma organisasi.
Secara historis, akar perkembangan organisasi pada abad 18 dan 19 dapat dikemukakan sebagai berikut. Ada tiga nama penting yang memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah dan batasan perilaku kelembagaan, yaitu
Adam Smith, Charles Babbage, dan Robert Owen. Adam Smith (1776) berkontribusi pada doktrin ekonominya, yang mengkhususkan diri di bidang pekerjaan atau pembagian kerja. Dia memberi contoh pembagian tugas dengan bidang spesialisasi pekerjaan tertentu.
Charles Babbage (832), guru besar matematika dari Inggris yang telah mengembangkan sistem pembagian tugas yang pertama kali diartikulasikan oleh Adam Smith. Babbage menambahkan beberapa keuntungan pada sistem pembagian tugas, yang diusulkan Adam Smith. Selain keterampilan dan keuntungan hemat waktu lainnya, ini lebih efisien dan efektif, menghemat materi yang dibutuhkan dalam pelajaran di setiap tingkat, dan memungkinkannya menghasilkan keterampilan tingkat tinggi. sistem pabrik yang tumbuh dan berkembang telah menurunkan pekerja. Dia mengkritik perusahaan yang membeli mesin untuk harganya, tapi membayar pekerja yang menjalankan mesin dengan harga rendah. Owen mengatakan bahwa menggunakan uang untuk memperbaiki pekerja merupakan salah satu investasi terbaik yang dipilih eksekutif bisnis.
Pada masa klasik tahun 1900 1930, untuk pertama generasi teori organisasi dikembangkan oleh Frederick WTaylor, Henry Fayol, Max Weber, Mary Panther Follet, dan Chester Bernard dengan kualifikasi dasar praktik manajemen kelembagaan yang ilmiah Frederick W Taylor, yang mencerminkan nilai manajemen secara ilmiah, tiga bab sebagai tujuan dari gerakannya, la terbukti adalah organisasi yang baik adalah ilmu yang tepat yang berdasarkan hukum yang jelas, aturan, dan prinsip yang rasional dalam organisasi ada lima hal penting, yaitu:
1. kualitas atau pembagian kerja;
2. hierarki yang berkembang;
3. sistem atau aturan dari suatu prosedur;
4. hubungan kelompok yang impersonalitas,
5. promosi dan jabatan yang berdasarkan kecakapan.
Top of Form

B. Pelembagaa atau istitusioalisasi
Rusdiaa (37:2016) istitusioalisasi atau pelembagaaa merupaka proses perkembaga dari praata yag meyepakati orma da ilia tertentu seagai pijakan bertindak. nilai dan pranan tertentu waji dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Menurut soerjono soekanto yang di kutip oleh rusdiana (37:2016) institusionalisasi adalah suatu proses normative pada lembhaga. norma merupakan unsur dasar dari suatu lembaga. institusionalisasi belum memiliki unsur unsur sistem sosial yang sempurna sebagai mana terdapat dalam lembaga. oleh karena itu, suatu institusi yang melembaga membutuhkan tradisi normative yang menjadi pedoman perilaku sehingga tida menjadi penyimpangan tindakan dari anggota yang berakibat rusaknya tujuan berorganisasi.
Mennurut soerjono soekanto yang dikutip oleh rusdiana (38:2016) organisasi dapat menjadi lembaga melalui proses institusionalisasi, dengan beberapa persyaratan sebagai berikut
1, Norma yang diadapi masyarakat sebagai anggotanya.
2. memberikan keuntungan bagi anggotanya.
3. stabilitas dan kafabilitas untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Selain dari itu, proses pelembagaan organisasi atau proses pelembagaan norma organisasi dapat dilakukan apa bila norma telah dipahami, diketahui, di taati, di hargai, melekat, dan mendarah daging. tahapan norma yang di taati dapat dilihat dari peningkatan dari tahap pemahaman berkembang dengan adanya penghargaan di tengah masyarakat atau berorganisasi yang secara sadar melaksanakan norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. beberapa langkah yang dilakukan dalam proses intitusionalisasi atau pelembagaan adalah sebagai berikut
1. norma dan perilaku baru dikembangkan dan disepakati bersama.
2. norma dan perilaku baru diperkenalkan dan diuji cobakan.
3. norma dan perilaku baru yang dianggap bermanfaat akan memperoleh pengakuan
(legitimasi)dari warga.
4. pengakuan tersebut akan memunculkan penghargaan warga untuk melindungi dari
perilaku menyimpang dan tindakan pelanggaransehingga selalu di taati secara
swakarta.
5. norma dan perilaku di hayati dan terinternalisasi.

C Tipe kelembagaan
            Ada tiga tipe kelembagaan sebagai mana digambarkan oleh simanjuntak yang di kutip oleh Rusdiana ( 41:2016)  yaitu sebagai berikut
            1, Kelembagaan yang merupakan organisasi (institutios that are organizations) norma,
dan kepegawayan dengan jalur hierarkis.
2. Kelembagaan yang bukan organisasi (institutions that are not organizations). misalnya
aturan dan tata cara yang di atur di dalam undang undang itu telah menjadi norma dan perilaku umum dalam kegiatan pendidikan  
3. organisasi yang bukan kelembagaan (organizations that are not institusions) misalnya perkumpulan massa yang incidental.
Dengan demikian,, agar organisasi dapat menjadi kelembagaan (institusions), diperlukan waktu cukup lama hingga aturan dan tata cara menyalurkan dan memperoleh pelayanan dari organisasi itu di akui secara luas sebagai norma dan perilaku bersama.
D. Lingkungan Organisasi Lembaga Pendidikan
a. Konsep dasar Lingkungan Organisasi
      Rusdiana (2016:49) Istilah lingkungan atau dalam baha inggris environment, adalah segala sesuatu yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku individu dan kelompok. lingkungan organisasi dapar bersifat internal dan eksternal.para sosiolog menyatakan bahwa lingkungan dapat berupa lingkungan fisik dsan non fisik, seperti kebudayaan, sistem, nilai, symbol dan sebagainya. organisasi dan lingkunganya memiliki hubungan timbal balik, saling memengarui sehingga menjadi dinamis dan timbul berbagai perubahan dalam organisasi sebagai akibat dari berubahnya situasi dan kondisi lingkungan yang mengitari organisasi. semua organisasi akan berinteraksi dengan lingkungan eksternbalnya dalam rangka mencapai tujuan, berbagai sasaran dan mengembangkan misinya.

b. Lingkungan organisasi dalam lembaga pendidikan
Lingkungan organisasi meliputi  situasi dan kondisi, peristiwa sosial, politik, ekonomi, budaya dan keberagaman yang saling memengaruhi, yang berdampak kepada perkembangan organisasi. Robins yang di kutip oleh rusdiana (2016:50) menegaskan bahwa lingkungan adalah lembaga atau kekuatan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja suatu lembaga atau pun institusi organisasi
Lingkungan dirumuskan menjadi dua macam yaitu :
1. lingkungan internal,yaitu karyawan atau pegawai organisasi
2. lingkungan eksternal yang berpengaruh langsung dan tidak langsung pada internal                    organisasi
Lingkungan eksterna terbagi menjadi dua
a. lingkungan eksternal mikro (khusus)
lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan menejemen organisasi.Lingkungan eksternal mikro adalah unsur-unsur yang berpengaruh langsung terhadap organisasi.
Lingkungan eksternal mikro dapat berupa :
1. pesaing
Pemahaman terhadap lingkungan persaingan akan membantu organisasi mengetahui posisi persaingannya sehingga mampu mengoptimalkan oprasionalnya dan memahami arena,sifat persaingan serta kekuatan dan kelemahan para pesaing.
2. pelanggan
Situasi pasar dan langganan memengaruhi organisasi dalam menyusun strategi,kebijaksanaan,dan taktik pemasaran.
3. dewan komisaris
Dewan komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham yang memantau dan mengawasi menejemen,serta memastikan kegiatan berjalan sesuai dengan target mencapai tujuan.kedudukan dewan komisaris harus independen terhadap manajemen.
4. pemegang saham
tanggung jawab pemegang saham berdasarkan pada beberapa besar saham mereka terhadap organisasi.jika perusahan memperoleh keuntungan,pemegang saham akan memperoleh imbalan sebesar yang disertakan.
b. lingkungan eksternal makro (umum)
lingkungan eksternal makro adalah lingkungan yang mempinyai pengaruh tidak langsung,seperti kondisi ekonomi,perubahan teknologi,politik,sosial,dan sebagainya.
Lingkungan eksternal makro meliputi berbagai faktor,antara lain kondisi ekonomi,politik dan hokum,sosial budaya, demografi,teknologi,dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi.perubahan lingkungan umum biasanya tidak mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusus.sekalipun demikian,manajer harus memperhatikan ketika merencanakan ,mengorganisasi,mengarah serta mengendalikan aktivikasi organisasi bisnis.
1. hubungan lingkungan dan organisasi
Organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal tempat organisasi berada sehingga mengharuskan manajermemperhatikan fenomena yang terjadi pada lingkungan organisasi.pengaruh lingkungan tersebut sangat berbeda antara satu organisasi dan orgaisasi lainnya.bahkan antara satu devisi dengen devisi lainnya serta antara satu tinggakatan yang lebih tinggi dengan tingakatan yang lebih rendah.
Hubungan lingkungan dan organisasi dapat dilihat melalui model berdasarkan james D.thomson,yaitu adanya tingkat perubahan dan tingkat homogenitas.tingkat perubahan melihat sejauh mana stabilitas suatu lingkungan yang diukur dengan sekala tingkat perubahan stabil dan perubahan dinamis.Adapun tingkat homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan yang di ukur dengan sekala homogenitas sederhana dan homogenitas kompleks.”
2. Hubungan lingkungan dan budaya
pengeruh terhadap budaya perusahaan internal yang besar datang dari lingkungan eksternal.
Budaya memang sangat beraham didalam organisasi;tetapi organisasi yang berbeda didalm industri yang sama dapat saja menunjukan karakteristik budaya yang serupa karena beroprasi didalam lingkungan yang sama.
a.Budaya perusahaan.
semua organisasi memiliki budaya.Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang tegih secara mendalam tentang cara menjalankan organisasi.Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan memengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara pegawai dan berperilaku.budaya organisasi merupakan wujud anggapan yang dimiliki,diterima secara implisit oleh kelelompok dan menentukan cara kelompok tersebut,merasakan memikirkan,dan bereaksi terhadap lingkungan yang beragam.
b. budaya Adaptif.
krietner kinickin mengusulkan tiga perseptif untuk menjelaskan tipe budaya dan meningkatkan prestasi ekonomi organisasi,yaitu sebagai berikut.
1) perspektif kekuatan,memprediksi hubungan segnifikan antara kekuatan budaya
organisasi dan pertasi finansial jangka panjang.budaya yang kuat menciptakan kesaman tujuan,motivasi karyawan,dan struktur dan pengendalian yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi organisasi.
2) perspektif kesesuaiyan,mengasumsikan bahwa budaya harus sesuai dengan konteks
strategis atos bisnisnya.
3) Prespektif adaptasi,mengasumsikan bahwa budaya yang bersifat adaftif meningkatkan prestasi pinansial organisasi.Memerlukan pengambilan resiko,kepercayaan,dan pendekatan proaktif dari organisasi juga individu.
3.Elemen lingkungan organisasi
lingkungan merupakan keseluruhan elemen yang memengaruhi sebagian atou keseluruhan organisasi yang terdapat diluar batas organisasi. keadaam linngkungan dapat dipahami melalui analisis terhadap bagian ( segmen ) dari lingkungan yang beroengaruh terhadap prilaku ataupun kinerja organisasi secara keseluruhan.
lingkungan meliputi kondisi,atau keadaan,serta peristiwa yang mengililingi dan memengaruhi perkembangan organisasi.Kompeksitas(keragaman) lingkungan menunjukan heterogenitas atau banyaknya elemen eksternal yang memengaruhi fungsi organisasi dengan kompleksitas yang beragam.
Lingkungan organisasi dapat berupa pranata organisasi yang berupa landasan atau asas organisasi yang dijadikan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.Secara eksternal,lingkungan organisasi dapat berupa tekhnologi,produk,konsumen,kondisi geografi,ekonomi,polotik,dan kebudayaan sosial.Menurut Mintzbreg yang dikutip oleh rusdiana (2016 : 53 ) lingkungan mencakup hal hal sebagai berikut.
a. Stabilitas, lingkungan orgfanisasi dapat berubah dari keadaan stabil menjadi dinamis.
misalnya pemerintahan yang tidak stabil, ekonomi yang tidak dapat di prediksi, perubahan teknologi dan setiap keadaan yang  tidak dapat di prediksi
b. kompleksitas, lingkungan organisasi dapat berubah dari sederhana menjadi kompleks
c. difersifikasi pasar, dari organisasi dapat berubah dari integrasi menjadi dipersifikasi,
yang disebabkan olehg perubahan masyarakat dan wilayah geografis.
Daftar Fustaka
Rusdiana (2016) Organisasi lembaga pendidikan




[1] Rusdiaa (29-31:2016) Pengembangan organisasi lembaga pendidikan

1 komentar:

  1. Welcome Bonus for Slots Casino No Deposit 2021
    It is recommended to visit the slots website directly 스포츠 토토 on your mobile. Slots Casino 생활 바카라 Mobile Review. Read more! Slots Casino sc 벳 Mobile 바카라 규칙 has a moonpay massive collection of slots games.

    BalasHapus