Senin, 10 Februari 2020

Hijrah Cinta

Pada awalnya, kami merupakan dua insan yang tidak pernah saling mengenal. kami hidup di satu desa yang sama sejak lahir, namun tidak pernah saling bertegur sapa karena berbagai paktor, mulai dari sekolah yang berbeda sejak sekolah dasar hingga SMA yang juga berbeda. Alhamdulillah kami di didik di keluarga yang baik dan harmonis, kedua orang tua kami begitu sangat  menyayangi kami sehuingga kami di didik dengan pola asuh dan lingkungan yang baik. 
Saat usia remaja yang beranjak dewasa, kiami sibuk dengan kegiatan masing masing, saya sendiri  sebagai seorang hamba allah yang bernama yudi melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi di sebuah universditas islam negeri di kota bandung. sementara calon istri yang pada waktu itu belum diketahui sibuk dengan berbagai aktivitasnya, baik rutinitas pekerjaan maupun rutinitas kajian keislaman.  
.istriku ini sangat mengidolakan sayidah fatimah azzahra putri dari nabi kita Rasullah Muhammad Saw dari mulai cara berpakaiyanya, kesederhanaan hidup dan lain sebagainya. 
Di usiaku pada waktu itu yang mulai menginjak 27 tahun yang sedang mengenyang pendidikan di S2 tingkat akhir mulai mengenal istri melalui media sosial. dirinya yang acuh dan setiap postingan medsosnya yang bermuatan positif dan sangat kental dengan nilai nilai agama membuatku ingin menyebut namanya dalam  istikhoroh cintaku.
Bulan Oktober akhir  di tahun 2018 kami mulai berkomunikasi atau bersilaturahim,, namun singkat cerita pada awal Novenber 2018 dengan rahmat  dan ijin allah saya seorang diri dengan menggunakan sepeda mendatangi rumah beliau, hanya bermodalkan niat lillah dan tekad yang kuat tawaqal allallah saya mulai ta aruf dan mengenal keluarganya. 

Pertama kali berkunjung kerumah istriku tentu rasanya dakdikduk, apa lagi pertama kalinya aku melihat istriku yang memakai masker sebagai cadar   yang menutup aurat dengan busana muslimah yang rapih dan di dampingi oleh ayahandanya serta adiknya tercinta. Singkat cerita di situlah aku langsung mengungkapkan niat tulusku untuk menikahi putri beliau dengan jujur dan apa adanya, karena saya menyadari pada waktu itu sungguh minim modal usaha dan ekonomi pun masih di tunjang keluarga. atas ijin dan kasih sayang allah ternyata ayahanda beliau bersedia menerima diri yang sederhana ini menjadi imam bagi putrinya yang shalihah itu.
1 Minggu kemudian saya membawa rombongan keluarga secara resmi  untuk menghitbah istriku dan hanya dalam kurang lebih 2 atau 3 minggu kemudian kami menikah dengan penuh rasa gembira dan rasa syukur cinta kami teramat besar kepada allah yang begitu banyak melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya sehingga kami dapat menyempurnakan separuh agama kami dengan menunaikan akad nikah tepat pada tanggal 9 Desember 2018.
Syariat allah tidak pernah mempersulit cinta seorang hamba namun justru ketika kita menjalankan syariat allah akan lebih memperindah hiyasan cinta kita hingga ke syurganya nanti.