Minggu, 24 September 2017

KONSEP DASAR DAN TIPE ORGANISASI KELEMBAGAAN

MAKALAH
KONSEP DASAR DAN TIPE ORGANISASI KELEMBAGAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah
Organisasi Lembaga Pendidikan
Dr. H. A. Rusdiana, MM.



Kelompok 1
Asep jajuli
Nuraeni
Yudi imansyah
Prodi Manajemen Pendidikan Islam Pasca Sarjana
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
                                                                       2016      
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada allah swt karena atas rahmat dan taopiknya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis makalah ini tepat pada waktunya. shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhamad Saw manusia yang telah membawa umat dari masa jahiliyah ke masa modern.
Kandungan dalam makalah ini memuat konsep dasar dan tipe organisasi lembaga atau institusi. Dalam proses penyusunan makalah ini penulis menemui beberapa kendala, namun kendala tersebut bisa diatasi dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Tanpa bantuan tersebut makalah ini mungkin tidak terselesaikan. Oleh karena itu, sangatlah tepat bila dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Yth. Dosen Mata Kuliah Organisasi Lembaga Pendidikan
  2. Serta rekan-rekan sesama mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati khususnya rekan sekelas di Prodi Manajemen Pendidikan Islam kelas B yang telah membantu penulis.
Mengingat kemampuan, pengalaman yang dimiliki, dan waktu yang terbatas, kami selaku penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun guna perbaikan di masa  mendatang.
Akhirnya tidak lain harapan penulis adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang diharapkan akan terus meningkat serta dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan serta berguna bagi kita semua. Amiin...

Bandung,  September 2017



Kelompok 1

BAB 1
PENDAHULUAN

B.  Latar Belakang
Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan di atas diperlukan suatu organisasi lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat ditentukan berdasarkan suatu kriteria-kriteria tertentu. Pengorganisasian suatu lembaga pendidikan tergantung pada beberapa aspek antara lain: jalur, jenjang, dan jenis  organisasi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Organisasi sekolah dilihat dari jenjangnya terdapat : jenjang pra sekolah, Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingat Pertama/ Sekolah Menengah Pertama (SLTP/SMP), Sekolah Menengah Umum/ Sekolah Menengan Atas (SMU/SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta perguruan Tinggi. Dilihat dari jenis ada dua yaitu sekolah umum dan sekolah kejuruan, dilihat dari penyelenggara pendidikannya, terdapat sekolah negeri dan sekolah swasta.
Pada era globalisasi, lembaga pendidikan harus dapat mencetak “leader-leader” yang tangguh dan berkualitas. “Leader–leader” pada masa yang akan datang harus dapat mengubah pola pikir untuk menyelesaikan sesuatu dengan kekuatan manusia (manpower) menjadi pola pikir kekuatan otak (mindpower). Konsep pendidikan juga harus dapat menghasilkan out put lembaga pendidikan yang dapat menciptakan “corporate culture”, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan norma–norma yang berlaku masa itu dan pada gilirannya tumbuh kreativitas dan inisiatif, sehingga munculah peluang baru (new opportunity). Out put pendidikan dimasa datang juga diharapkan dapat memandang manusia bukan sebagai pekerja tetapi sebagai mitra kerja dengan keunggulan yang berbeda. Dengan demikian, seorang leader yang keluar dari persaingan global, harus dapat memandang manusia sebagai manusia, bukan pekerja

B  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut
1 Bagaimanakah konsep dasar organisasi dan lembaga?
2. Bagaimanakah pelembagaan atau institusi?
3. Bagaimanakah tipe dan lingkungan organisasi?

C Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah dan  eumuysan masalah Maka kami memiliki tujuan sebagai berikut
1. Untuk mengetahui konsep dasar organisasi dan lembaga
2. Untuk mengetahui pelembagaan atau institusi
3. Untuk mengetahui tipe dan lingkungan organisasi


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Konsep konsep organisasi    

Louis A. Allen (1960) Pengorganisaasian adalah proses mengatur dan menghubungankan oekerjaan yang harus dilakukan, sehingga tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif dan efisien oleh orang-ora

Ananda W.P Guruge (1977)“Organization is difened as arranging a complex of tasks into manageable units and defining the formal relationship among the people who are assigned the various tasks”. (Organisasi didefinisikan sebagai tatanan tugas yang kompleks yang dikelola oleh suatu unit dan mendeskripsikan hubungan formal antara orang-orang yang ditugaskan berbagai macam tugas).

Tujuan dari perorganisasian ialah untuk membimbing manusia-manusia bekerja sama  secara efektif. Seorang meneger harus tahu kegiatan kegiatan mana yang perlu di tangani, siapa-siapa yang membantu dan siapa-siapa yang dibantu, jalur komunikasi, liku-liku pekerjaan Yng harus diikuti, keterangan antara pribadi pegawai dan antar kelompok kerja dan tugas dari kelompok kerja masing-masing . jawaban-jawaban terhadap soal-soal tersebut bisa didapat dari perorganisasian yang efektif. Selanjunya,  mereka  yang bukan meneger harus :

(a) memiliki pengertian yang akurat dan tepat tentang pekerjaan-pekerjaan yang

akan dilaksanakan,

(b) mengetahui hubungan  antara tugas dan 

(c) mengetahui hubungan kerja dengan atasan langsungnya dan dengan para pegawai lain di dalam kelompok kerjanya. pengorganisasian dan memberikan informasi hal hal tersebut.

        Secara histori pengorganisasian bertujuan untuk menyebarkan seluruh kegiatan manusia, karena individu tergantung dari masyarakatnya dan karena kita ingin mendapat lindungan terhadap kekuatan kekuatan anti sosial yang mengancam kita.
       Pengalaman dan perhatian yang di curahkan kepada masalah pengorganisasian telah melahirkan berbagai keyakinan dan teori-teori tentanag perorganisasian. Teori  yang paling penting diantara lainnya ialah :
1.      Teori Neo-Klasik. Teori ini menitik beratkan pada penyelesaian pekerjaan pencapaian pekerjaan yang dimaksimum di cari melalui logika pengaturan keseimbangan dari fungsi-fungsi yang diperlukan
2.      Teori fungsi .
Teori tersebut menyatakan bahwa seorang individu menggunakan organisasi untuk mencapai tujuan pribadidan sebaliknya, orang mmenggunakan individu-individu  tersebut untuk mencapai tujuannya melalui proses “Personalisasi”, siindividu mencari kebebasan untuk keputusan  dan melakukan tugasnya secara optimal, sedangkan organisasi tersebut melalui proses “Sosialisasi” menginkan pelaksanaan tugas-tugas kerja dan imbalan atau hukuman. Proses personalisasi dan sosialisasi tersebut dirangkum melaluli pengorganisasian (menurut teori tersebut) 
3.      Teori Kuantitatif
Faktor-faktor yang dapat diukur dan berpengaruh terhadap pengorgananisasian dipadukan disini dan diproses sedemikian rupa guna mendapatkan organisasi yang terbaik yang dapat menghadapi hambatan-hambatan. Gambaran faktor-faktor yang dapat diukur ialah jumlah keputusan yang diambil dari meneger dan jumlah orang yang melapor kepada seorang yang meneger. Di dalam keadaan tertentu, dibuat model model matematis dan rumusan-rumusan tugas teori tersebut berusaha untuk meningkatkan ketepatan kerja dan perubahan orang tersebut.
4.      Teori  sistem
Didalam teori ini, pengorganisasian dipandai sebagai sistem dari variabel-variabel yang saling mengisi dan di dalamnya termasuk :
(a)     didalam organisasi dan penjiwaan peranan oleh individu-individu dan
Lingkungan fisik dari organisasi variabel-variabel tersebut dirangkum oleh ketidak seimbangan sistem atau pengaruh dari dari komponen-komponen dibantu oleh komunikasi dan pengambilan keputusan.
Ada juga teori-teori yang dikembangkan lebih lanjut dan menjadi lebih dikenal serta diterima secara umum. Hal tersebut tergantung juga dari :
(a)    Pengetahuan dan pengertian tentang pengorganisasian oleh mereka mereka berkepentingan,
(b)   Latar belakang
(c)    Problema tentang pengorganisasian yang sedang dihadapi .

Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam organisasi merupakan konsep yang vital. Perubahan tersebut dapat di klasifikasikan akan terjadi didalam
(a)    Struktur organisasi
(b)   Motivasi, atau
(c)    Teknologi
            Suatu   perubahan didalam salah satu unsur diatas berpengaruh kepasa orang lain,  misalnya untuk member suntikan motivasi yang lebih besar  atau metabolnya, dibutuhkan perubahan di dalam setruktur atau teknologi atau dua-duanya  Ada empat komponen-komponen pengorganisasian yang berwujud dan dapat diingat   denganaa kata  ‘’WERE” (pekerjaan, pegawai, hubungan kerja dan lingkungan). Marilah teliti lebih lanjut.
1)   Pekerjaan
   Fungsi  yang harus di laksanakan berasal dari sasaran-sasaran yang telah di tetapkan. Fungsi tersebut dipisah-pisahkan ke dalam sub-sub fungsi dan selanjut nya ke dalam sub-sub fungsi. Hal tersebut di lakukan karena :
a)  Distribusi pekerjaan kepada kelompok yang kemudian di bagikan lagi, dan
b) Spesialisasi pekerjaan kedalam bagian-bagian tugas yang kecil
2)  Pegawai
Setiap orang di tugaskan untuk melaksanakan bagian tertentu dari seluruh pekerjaan. Lebih baik lagi apabila penugasan tersebut disertai perhatian terhadap kepentingan pegawai, setiap pengalaman dan keterampilan.
3)   Hubungan kerja
  Merupakan masalah penting di dalam organisasi. Hubungan antara pegawai dengan
Pekerjanya, interaksi antara satu pegawai dengan pegawai iainya dan unit kerja pegawai
Dengan unit kerja lainya merupakan hal-hal yang peka.
4)   Lingkungan
Komponen terakhir dari pengorganisasian mencakup sarana-sarana fisik dan sarana umum di dalam lingkungan di mana pegawai-pegawai  pelaksanaan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, perabot kantor, blanco-blanco penerangan dan sikap mental merupakan faktor-faktor yang membentuk lingkungan.

B. Kelembagaan atau institusi
          Suatu lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu. Lembaga termasuk diantara norma norma masyarakat yang paling resmi dan bersifat memaksa. Kalau kebiasaan dan tata kelakuan disekitar suatu kegiatan yang penting menjadi terorganisir ke dalam sistem keyakinan dan perilaku yang sangat formal dan mengikat, maka suatu lembaga telah berkembang. Oleh karena itu suatu lembaga mencakup :
  1. Seperangkat perilaku yang telah distandarisasi dengan baik
  2. Serangkaian tata kelakuan, sikap, nilai- nilai yang mendukung dan
  3. Sebentuk tradisi, ritual, upacara dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.

Lembaga dibentuk berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
  • Cara. Yang dimaksud dengan cara disisni adalah mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat yang menggunakan symbol-simbol tertentuk untuk memaknai sebuah hal atau peristiwa.
  • Kebisaan. Yang dimaksud dengan kebiasan adalah prilaku masyaralat berulang secaar terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, sehingga perilaku tersebut sudah menjadi kebisaan yang dsulit untuk dilupkan.
  • Adat Istiadat. Adalah suatu cara dan prilaku masyarakat dalam memakanai kehidupan dalam bentuk upacara ritual, makan adat istiada disini lebih mengacu pada nilai-nilai budaya yang dipegang oleh masyarakat dan menjadi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.


C  Tipe tepe organisasi
            Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

1. ORGANISASI FORMAL
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel.
2. ORGANISASI INFORMAL
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
3. Organisasi Primer,
 organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
4. Organisasi Sekunder,
Organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
5.Organisasi Politik
Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok advokasi yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum, dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas.
6. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
7. Organisasi Mahasiswa
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia.
8. Organisasi Olahraga  Organisasi olahraga adalah organisasi yang berisikan berbagai macam cabang olahraga.
9. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah adalah organisasi yang dibentuk atas inisiatif siswa maupun guru disuatu sekolah , seperti OSIS , koperasi sekolah,dll.
10.OrganisasiNegara
Organisasi negara adalah struktur goverment pemerintahan di suatu negara yang menentukan jalanya pemerintahan dengan lancar.


BAB III
PENUTUP
SIMPULAN                                                
            Organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama dengan setrukutr organisasi yang jelas dan memiliki setrategi dalam mencapai tujuan bersama.kemudian. organisasi terbagi atas beberapa tipe diantaranya organisasi formal, informal, dan non formal dengan tujuan dan fungsi yang berbeda beda.organisasi lembaga pada dasarnya terbagi atas organisasi sosial, organisasi lembaga pendidikan, kemasyarakatan dan organisasi profit atau organisasi lembaga yang berorientasi bisnis.
 
DAFTAR FUSTAKA


Geeorge R. Terry (2012) Prinsip-prinsip Manajemen Ramaja Rosdakarya  Jakarta
(http://pendidikan-rumah.blogspot.com/2009/06/pendidikan-informal.html)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003



Tidak ada komentar:

Posting Komentar