Pada awalnya,
kami merupakan dua insan yang tidak pernah saling mengenal. kami hidup di satu
desa yang sama sejak lahir, namun tidak pernah saling bertegur sapa karena
berbagai paktor, mulai dari sekolah yang berbeda sejak sekolah dasar hingga SMA
yang juga berbeda. Alhamdulillah kami di didik di keluarga yang baik dan
harmonis, kedua orang tua kami begitu sangat menyayangi kami sehuingga kami di
didik dengan pola asuh dan lingkungan yang baik.
Saat usia
remaja yang beranjak dewasa, kiami sibuk dengan kegiatan masing masing, saya
sendiri sebagai seorang hamba allah yang bernama yudi melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi di sebuah universditas islam negeri di
kota bandung. sementara calon istri yang pada waktu itu belum diketahui sibuk
dengan berbagai aktivitasnya, baik rutinitas pekerjaan maupun rutinitas kajian
keislaman.
.istriku ini sangat mengidolakan sayidah fatimah azzahra putri
dari nabi kita Rasullah Muhammad Saw dari mulai cara berpakaiyanya,
kesederhanaan hidup dan lain sebagainya.
Di usiaku pada
waktu itu yang mulai menginjak 27 tahun yang sedang mengenyang pendidikan di S2
tingkat akhir mulai mengenal istri melalui media sosial. dirinya yang acuh dan
setiap postingan medsosnya yang bermuatan positif dan sangat kental dengan
nilai nilai agama membuatku ingin menyebut namanya dalam istikhoroh
cintaku.
Bulan Oktober
akhir di tahun 2018 kami mulai berkomunikasi atau bersilaturahim,, namun
singkat cerita pada awal Novenber 2018 dengan rahmat dan ijin allah saya
seorang diri dengan menggunakan sepeda mendatangi rumah beliau, hanya
bermodalkan niat lillah dan tekad yang kuat tawaqal allallah saya mulai ta aruf dan
mengenal keluarganya.
Pertama kali
berkunjung kerumah istriku tentu rasanya dakdikduk, apa lagi pertama kalinya
aku melihat istriku yang memakai masker sebagai cadar yang menutup aurat dengan
busana muslimah yang rapih dan di dampingi oleh ayahandanya serta adiknya
tercinta. Singkat cerita di situlah aku langsung mengungkapkan niat tulusku
untuk menikahi putri beliau dengan jujur dan apa adanya, karena saya menyadari
pada waktu itu sungguh minim modal usaha dan ekonomi pun masih di tunjang
keluarga. atas ijin dan kasih sayang allah ternyata ayahanda beliau bersedia
menerima diri yang sederhana ini menjadi imam bagi putrinya yang shalihah itu.
1 Minggu kemudian
saya membawa rombongan keluarga secara resmi untuk menghitbah istriku
dan hanya dalam kurang lebih 2 atau 3 minggu kemudian kami menikah dengan penuh
rasa gembira dan rasa syukur cinta kami teramat besar kepada allah yang begitu
banyak melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya sehingga kami dapat
menyempurnakan separuh agama kami dengan menunaikan akad nikah tepat pada
tanggal 9 Desember 2018.
Syariat allah
tidak pernah mempersulit cinta seorang hamba namun justru ketika kita
menjalankan syariat allah akan lebih memperindah hiyasan cinta kita hingga ke
syurganya nanti.
Alhamdulillah..lanjutkan kang
BalasHapus